Penelitian bahasa dan budaya Rongga secara intensif dimulai dengan proyek penelitian dokumentasi yang saya lalukan lewat hibah ELDP (Endangered Language Documentation Programmer) London (2004-2006), dilanjutkan dengan sederetan penelitian lain oleh mahasiswa Pascasarjana Linguistik Universitas Udayana, termasuk oleh penulis buku ini, Ni Wayan Sumitri, yang luarannya berupa disertasi yang diterbitkan menjadi buku ini dengan judul Tradisi Lisan Vera: Jendela Bahasa, Sastra , dan Budaya Etnik Rongga. Tradisi lisan Vera sebagai salah satu ragam seni pertunjukan menggunakan bahasa sebagai media. Bahasa itu, hidup secara dinamis, mengiringi kedinamisan budaya penuturnya. Bahasa menjadi wahana transmisi berbagai bentuk dan nilai budaya serta sosial antargenerasi. Dalam konteks ini, judul buku ini sangat penting karena menggarisbawahi peran sentral bahasa, yakni bahasa sebagai jendela dan pintu masuk untuk memahami berbagai aspek budaya penuturnya. Vera (sebagai sebuah tradisi tari ritual diiringi oleh lagu-lagu) adalah salah satu wujud budaya sastra dan seni entik Rongga yang lagu-lagunya berisi kandungan nilai-nilai warisan leluhur yang sangat dalam. Buku ini menguraikan berbagai aspek dan karakteristik Vera secara rinci: pengertian Vera, klasifikasi Vera, struktur bentuk tekstual-linguistisnya (secara mikro dan makro), aspek estetisnya lingual dan non-lingual, serta sisi makna dan fungsi Vera dalam konteks budaya Rongga (misalnya, terkait dengan religi, alam dan sosio-historis, dan politis). Aspek pewarisan juga dibahas secara mendalam dalam bab tersendiri. Deskripsi, analisis, dan temuan dalam buku ini berkontribusi penting dalam bidang-bidang ilmu terkait dengan kajian bahasa, terutama etno/sosio-linguistik dan sastra, serta linguistik dokumenter. Pendekatan yang bersifat lintas ilmu (interdisciplinary) dengan mengombinasikan kajian linguistik dan sastra dengan statistik sederhana merupakan inovasi tersendiri, yang ternyata mampu memberikan terobosan dan temuan yang tidak bisa didapat hanya mengandalkan pendekatan tradisional. Kekuatan dan kedinamisan bahasa, budaya, dan sastra sangat bergantung pada kedinamisan penuturnya dalam ekologi yang telah sangat cepat berubah (unprecendented changes) dewasa ini. Vera sebagai bagian dari sebuah tradisi budaya Rongga ini dalam perjalanan waktu ternyata telah mengalami marginalisasi karena berbagai faktor seperti diuraikan dalam buku ini dan juga makalah saya (Arka 2013). Karenanya, buku ini yang mendokumentasikan Vera dengan berbagai aspeknya, menjadi penting sebagai acuan yang lengkap untuk sebuah tradisi yang semakin terancam eksistensinya. Buku ini akan sangat bermanfaat bagi peneliti, mahasiswa serta pemerhati etnolinguistik/linguistik, dan juga masyarakat lokal Rongga.
· 2018
Dalam konteks pemertahanan tradisi budaya lokal terbitnya buku ini, merupakan kulminasi dari penelitian yang panjang. Rongga adalah salah satu dari etnis di Flores yang bahasa dan budayanya kini telah diteliti dengan baik. Ini dimulai secara intensif dengan proyek penelitian dokumentasi oleh Arka yang dilalukan lewat hibah ELDP (Endangered Language Documentation Programmer) London (2004-6), dilanjutkan dengan sederetan penelitian lain oleh mahasiswa Pascasarjana Linguistik Universitas Udayana, termasuk oleh penulis buku ini. Buku ini membahas ritual dan dinamika hidup orang Rongga, dengan fokus kajian ritual dhasa jawa. Ritual dhasa jawa, dan juga ritual-ritual lain orang Rongga, sarat dengan nilai-nilai budaya yang mengandung estetika, yang berisi berbagai pesan historis, tuntunan moral dan etika, serta penunjuk hidup praktis dalam konteks hubungan manusia secara sosial-religius, dan interaksinya secara ekologis dengan alam. Buku ini memaparkan kekayaan ritual dhasa jawa dalam berbagai aspek nilai-nilai budaya ini, yang terbungkus dalam medium bahasa (verbal), dan aspek-aspek non-verbal terkait dalam budaya Rongga, seperti sarana ritual dan konteks waktu serta tempatnya. Aspek pewarisan dan dinamika perubahan dalam konteks Rongga kotemporer juga dibahas secara mendalam dalam bab tersendiri. Publikasi penelitian ilmiah menjadi sangat penting, terutama untuk bahasa dan budaya masyarakat minoritas yang terpinggirkan/terancam punah, seperti Rongga. Ini karena hasil penelitian yang demikian menjadi prayarat untuk bisa dilakukan langkah-langkah revitalisasi bahasa dan budaya lebih lanjut yang tepat dan terukur. Dalam konteks inilah, buku ini yang mendokumentasikan ritual dhasa jawa dengan berbagai aspeknya, menjadi penting sebagai acuan yang lengkap, baik secara praktis maupun ilmiah untuk penelitian lebih lanjut. Buku ini akan sangat bermanfaat bagi peneliti, mahasiswa serta pemerhati etnolinguistik/linguistik, dan juga masyarakat lokal Rongga maupun masyarakat pada umumnya.
Buku Budaya dan Ragam Cerita Rakyat Manggarai Timur memerikan secara ringkas kebermaknaan kebudayaan sebagai jendela dunia masyarakat Manggarai Timur, sebagaimana tercermin dalam tujuh puluh empat teks cerita rakyat yang terinventarisasi berdasarkan judul dan isi cerita dalam dua bahasa (bahasa lokal dan bahasa Indonesia). Cerita rakyat tersebut diwadahi dalam enam bahasa lokal yang hidup berdampingan di wilayah Kabupaten Manggarai Timur. Keenam bahasa lokal dimaksud adalah bahasa Manggarai, bahasa Manus, bahasa Kolor atau Mbaen, bahasa Rongga, bahasa Rajong, dan bahasa Kepo. Selain itu, cerita rakyat Manggarai Timur itu terklasifikasi menjadi tiga tipe yang meliputi mitos, legenda, dan dongeng. Buku yang sarat dengan nilai kearifan lokal ini merupakan bagian dari penelitian Optimalisasi Potensi Tradisi Lisan untuk Menciptakan Sumber Belajar bagi Para Siswa di Manggarai Timur pada tahun ke-1 dari dua tahun pelaksanaan (2022 dan 2023) yang dibiayai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Tim pelaksana penelitian adalah tim dosen Universitas PGRI Mahadewa Indonesia dengan komposisi Ni Wayan Sumitri sebagai ketua tim serta Ni Wayan Widiastuti dan Ni Wayan Sudarti sebagai anggota. Kumpulan cerita yang tersaji dalam buku berisi empat bab ini penuh dengan muatan nilai etika moral yang diharapkan bisa mengisi kekosongan sumber belajar bagi para siswa di Manggarai Timur dalam upaya menunjang pembelajaran pendidikan karakter bangsa berbasis bahasa dan budaya lokal Manggarai Timur. Bersamaan dengan itu, diharapkan pula agar buku yang mendokumentasikan budaya dan ragam cerita rakyat Manggarai Timur ini juga bermanfaat bagi pihak di luar masyarakat Manggarai Timur untuk mengenal cerita rakyat Nusantara karena mekanisme penyajian teks cerita disertai dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.