Untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja, perguruan tinggi secara adaptif harus melakukan perubahan desain atau pola pembelajaran. Pembelajaran dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak perindustrian, pusat riset, tempat kerja, tempat pengabdian, pedesaan, dan masyarakat. Melalui kerja sama yang erat antara perguruan tinggi dengan industri yang terkait dengan dunia kerja, perguruan tinggi akan hadir sebagai kepanjangan tangan pihak industri di dalam pengenalan dunia kerja. Kompetensi lulusan akan meningkat, baik keterampilan nonteknis maupun teknis sehingga lulusan lebih siap dan sesuai dengan kebutuhan zaman dan dunia kerja. Program pembelajaran berbasis pengalaman dengan skema adaptif dan luwes diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa sehingga dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan perubahan, tantangan, dan perkembangan yang terjadi dan sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja.
Penghayatan pendidikan yang memanusiakan manusia merupakan konsep yang menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk manusia secara holistik, baik dari segi intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual. Pendidikan yang memanusiakan manusia bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia secara menyeluruh dan membentuk karakter yang baik serta menjadikan manusia sebagai individu yang lebih berempati, berkepribadian, dan bertanggung jawab. Dengan menerapkan konsep pendidikan yang memanusiakan manusia, diharapkan setiap individu dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas, mampu berkontribusi positif bagi masyarakat, dan peduli terhadap sesama serta lingkungan sekitarnya.
Kesejahteraan psikologis terbangun, salah satunya, dengan adanya sikap emosional yang merujuk pada perasaan dan emosi-emosi yang menyenangkan, seperti kesenangan dan afeksi. Emosi positif yang dirasakan individu menjadi bagian dari subjective well-being karena merefleksikan reaksi individu terhadap peristiwa hidup yang menandakan bahwa hidupnya berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Spiritualitas dapat memberikan pengaruh yang positif, menentukan arah dan tujuan hidup, memiliki hubungan dan relasi positif dengan yang lain, meningkatkan pertumbuhan pribadi, meningkatkan penerimaan diri, mengoptimalkan penguasaan lingkungan, serta meningkatkan eksistensi dan perfomansi diri.
Pengetahuan mengenai kesehatan mental dan spiritualitas merupakan hal yang dapat bermanfaat bagi praktisi kesehatan mental maupun ilmuwan psikologi. Oleh karena itu, diseminasi ini menekankan pentingnya nilai-nilai kehidupan spiritualitas (spirituality) serta upaya meningkatkan kesejahteraan psikologis (well-being) yang tercermin dari hasil-hasil penelitian (best scientific evidence), pengalaman klinikal (clinical experience) dan pendekatan terhadap nilai-nilai klien (patient value) yang terangkum dalam Evidence Based Practice (EBP). Buku “Diseminasi Penelitian Spiritualitas dan Kesejahteraan Psikologis” ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan spirituality dan wellbeing masyarakat di Indonesia.
Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat tidak terbatas pada upaya mengatasi berbagai jenis penyakit; layanan kesehatan (obat, vaksin, perekrutan dan pelatihan tenaga kesehatan), meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan, perlindungan risiko finansial, dan upaya meningkatkan pembiayaan kesehatan. Topik unggulan kesehatan dan kesejahteraan dapat diakomodasi oleh berbagai disiplin ilmu. Kesejahteraan yang baik merupakan tema yang revelan dengan kebutuhan masyarakat dalam era pascapandemi.
Kesehatan mental generasi internet memang menjadi perhatian penting pada saat ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan penggunaan media digital, banyak anak muda dan remaja menghadapi tantangan unik yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Media sosial dan internet acap kali menampilkan gambaran yang tidak realistis tentang kehidupan, kecantikan, dan kesuksesan, yang dapat menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan, dan depresi. Penyebaran ujaran kebencian, hinaan, atau ancaman secara daring dapat menyebabkan trauma dan gangguan mental. Penggunaan berlebihan terhadap media sosial, game online, dan perangkat digital dapat mengurangi interaksi sosial langsung dan menyebabkan isolasi sosial serta gangguan tidur. Media sosial memudahkan perbandingan diri dengan orang lain, yang sering kali memperburuk perasaan tidak puas dan cemas. Banyak generasi muda yang belum cukup memahami pentingnya menjaga keseimbangan penggunaan internet serta mengenali tanda-tanda gangguan mental. Buku ini diharapkan dapat mengedukasi generasi internet agar dapat memiliki kesehatan mental yang baik.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dapat menyebabkan dampak serius pada kesehatan fisik dan mental korban. Pencegahan membantu mengurangi risiko trauma, depresi, dan masalah kesehatan lainnya yang mungkin ditimbulkan akibat kekerasan. Pencegahan dan penanggulangan KDRT memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor dan lapisan masyarakat. Dengan meningkatkan kesadaran, memberikan dukungan kepada korban, dan menegakkan hukum, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi semua anggota masyarakat. Upaya ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif yang memerlukan komitmen dari semua pihak.