· 2021
Semangat Akreditasi SINTA di Tengah Pandemi Covid-19 belum hilang sampai hari ini dan kehidupan sungguh belum berlangsung normal. Dampak negatif pandemi ini sungguh luar biasa, khususnya bagi masyarakat Bali. Bisnis pariwisata yang sebelumnya menjadi tumpuan utama Pulau Dewata boleh dikatakan lumpuh akibat Corona. Kesehatan harus sungguh-sungguh diutamakan tetapi tetap saja kata sebuah pepatah: perut tidak bisa menunggu. Kehidupan ekonomi harus terus berputar meskipun dalam cukup banyak hal dibatasi. Jurnal Bali Membangun Bali Volume 2 Nomor 4, Desember 2021, sebagai jurnal ilmiah yang realtime, tetap menyuarakan keprihatinan atas belum hilangnya pandemi ini. Untuk itu, diturunkan tiga tulisan bertema Covid-19, yaitu “Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Ketenagakerjaan di Provinsi Bali” (Manila Ayupijaya); “Optimalisasi Peran Linmas menuju Bali Trepti pada Masa Pandemi Covid-19” (Desak Ayu Putu Suciati dan I Ketut Pongres Language); dan “Managing Sustainable Tourism in Monkey Forest Ubud due to Covid-19 Pandemic” (I Putu Sudira dan I Gede Mudana). Artikel pertama menyoroti situasi ketenagakerjaan di Bali dengan terjadinya Covid-19. Artikel kedua mengkritisi peran pemerintah, dalam hal ini Linmas, terkait cita-cita Bali Trepti di tengah pandemi yang belum selesai. Artikel ketiga membahas manajemen pariwisata berkelanjutan di sebuah daya tarik wisata popular di Ubud berkenaan dengan Corona ini. Tiga artikel lainnya, berturut-turut yaitu, pertama, “Implementation of Village SDGs in Achieving Sustainable Development Goals in Bali Province” (Luh Gita Andari) menelisik tujuan pembangunan berkelanjutan desa dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan Bali. Kedua, “Strategy Development for Puri Peliatan Heritage Tourism” (Made Bayu Sucantra) menguraikan sebuah puri (istana/keraton) yang mengembangkan pariwisata warisan budaya. Terakhir, “Peran Masyarakat Adat Bali dalam Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang” (Gede Ogiana dan Putu Sri Ronita Dewi) membicarakan permasalahan ruang (space) yang persoalannya tidaklah mudah di provinsi pariwisata yang relative kecil ini. Di tengah pandemi, JBMB rupanya tetap bersemangat melanjutkan salah cita-cita utamanya: memeroleh Akreditasi SINTA. Direncanakan, setelah Volume 2 Nomor 3 ini ter-publish, JBMB segera diajukan mencari SINTA. Semua syarat surat terpenuhi, yakni merupakan jurnal berparadigma ilmiah, memiliki ISSN online, mempunyai DOI, dan telah terbit dua tahun berturut-turut secara lancar. Tinggal kini bagaimana para pengelolanya mengatur semangat yang ada agar sesuai dengan tuntutan-tuntutan akreditasi tersebut. Di tengah pandemi, di tengah semangat pengelola JBMB yang tidak cepat menyerah, semoga tetap ada jalan…
Buku VOLUNTEER TOURISM Berwisata dan Bekerja Sosial dibuat berdasarkan hasil riset atas kegiatan volunteer tourism di salah satu wilayah Bali. Bagi penulis, persoalan di dalamnya menarik ditulis melihat adanya paradoks kepariwisataan tertentu di mana ternyata di wilayah yang ber-image begitu turistik dan banyak wisatawan pun masih ada titik-titik kemiskinan. Karenanya, dalam karya ini, dua hal menjadi penting ketika coba disatukan yaitu pariwisata (tourism) dan kegiatan sosial mengentaskan kemiskinan. Hasilnya adalah satu entitas sinergis yang tampak ideal di mana pariwisata bermakna menikmati kehidupan profan untuk tujuan individual si pelaku sementara bekerja sosial tidak lain untuk kepentingan pemberdayaan kaum tak mampu, yang bernilai tinggi secara kemanusiaan dan keagamaan-ketuhanan. Riset ini dilakukan beberapa tahun lalu namun ketika terjadi pandemi Covid-19 (sejak awal 2020-an) baru terasa ada kesempatan untuk mentranformasikannya menjadi sebuah buku untuk disebar-luaskan. Tema pariwisata relawan buku ini menunjukkan betapa keberadaan pariwisata dari sudut pandang filsafat ilmu (dalam hal ini epistemologi) sungguh-sungguh menunjukkannya sebagai multi-, inter-, dan transdisipliner. Berbagai bidang ilmu bekerja di dalamnya: ekonomi pariwisata, hospitalitas, demografi, ilmu sosial khususnya bidang kerja sosial (social work), dan sebagainya. Secara global ia tetaplah bagian dari diskursus keilmuan pariwisata (tourism studies), khususnya social tourism (pariwisata sosial). Secara lokal, khususnya Bali yang menjadi lokus riset ini, ia bisa dikaitkan dengan pariwisata budaya (cultural tourism) sebagaimana ditunjukkan dalam Peraturan Daerah Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang Keparwisataan Budaya Bali. Menurut Bab I Pasal 1 Perda ini, ”Kepariwisataan Budaya Bali adalah kepariwisataan Bali yang berlandaskan kepada Kebudayaan Bali yang dijiwai oleh ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana sebagai potensi utama dengan menggunakan kepariwisataan sebagai wahana aktualisasinya, sehingga terwujud hubungan timbal-balik yang dinamis antara kepariwisataan dan kebudayaan yang membuat keduanya berkembang secara sinergis, harmonis dan berkelanjutan untuk dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, kelestarian budaya dan lingkungan” (Ayat 14). ”Bekerja sosial” dalam buku ini bisa dihubungkan dengan kearifan lokal Bali yang sangat mendunia sebagai disebut dalam Ayat 15 tersebut melalui Tri Hita Karana khususnya hubungan antara manusia dan manusia. Menurut Perda ini, ”Tri Hita Karana adalah falsafah hidup masyarakat Bali yang memuat tiga unsur yang membangun keseimbangan dan keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya yang menjadi sumber kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagiaan bagi kehidupan manusia”. Tujuan penulisan buku ini adalah mendedahkan pemahaman dan kesadaran bahwa pariwisata tidak hanya menyediakan ”sekadar pariwisata”, yakni arena bersenang-senang secara duniawi di tempat yang dikunjungi. Di balik gegap gempita turisme yang melanda daerah tujuan wisata, masih ada program-program kemanusiaan terselip di dalamnya, eksplisit maupun implisit, meskipun di sisi tertentu ia dapat dikritisi, misalnya dari sudut kajian budaya (cultural studies) politik. Sejujurnya, sebagai manusia, kita pun harus belajar pada wisatawan-wisatawan pelaku pariwisata relawan, bahwa bekerja sosial pun mendapat kesenangan dan kepuasan tersendiri sebagaimana menikmati kesenangan perjalanan wisata itu sendiri. Kenyataannya, di luar kita masih ada kemiskinan-kemiskinan, sehingga tugas kita semua melakukan sesuatu untuk melakukan pemberdayaannya.
· 2019
Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 (2019) yang dilaksanakan di Bali tanggal 25 hingga 28 Agustus memberikan inspirasi tersendiri bagi Bali Membangun Bali. Jurnal Bappeda Litbang Bali yang berdiri sejak 2018 segera memasuki babak baru. Hal yang dimaksud di sini adalah era digitalisasi jurnal, setidaknya dengan tambahan “menuju”. Berbagai upaya persiapan sedang dilakukan untuk itu. Jurnal elektronik BMB diharapkan sudah terlaksana di Volume 2 Nomor 3, Desember 2019. Pengembangan ke e-jurnal seperti diketahui merupakan kecenderungan umum dunia perjurnalan global saat ini. Fenomena-fenonemanya sudah jelas terpapar pada media cetak besar, seperti koran dan majalah, khususnya di negara-negara maju, yang secara ekstrem satu per satu mati dan berganti menjadi koran dan majalah elektronik. Bedanya adalah, BMB cetak tidak mati tetapi dikurangi intensitas produksi dan distribusinya karena dikompensasi BMB elektronik. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pengutamaan jurnal elektronik. Daya jelajahnya sudah pasti sangat lebih luas. Di ranah digital berbasis internet, sekali klik dapat menjangkau seluruh dunia. Bahkan ia bisa dikonsumsi dengan mudah melalui telepon-telepon genggam (handphone). Di samping itu, keberterimaan di masyarakat intelektual pasti lebih besar karena pengecekan plagiarismenya begitu akurat. Terkait dengan hal ini, para peneliti dan/atau penulis, terutama dosen, pasti semakin berminat memanfaatkan BMB. Pada saat yang sama, BMB dengan sendirinya akan semakin berkualitas. Pengembangan ke jurnal elektronik berarti bahwa BMB yang merupakan kebanggaan Bappeda Litbang Bali ikut mendukung sustainable development (pembangunan berkelanjutan) atau juga disebut green development (pembangunan hijau) yang berbasis pada fakta perlunya mengkonservasi alam, lingkungan, dan ekologi. Dalam konteks lokal Bali, mengembangkan BMB elektronik dan sekaligus meminimalkan BMB fisik berarti mendukung pembangunan Bali era baru yang sedang menjalankan program “Nangun Sad Kertih Loka Bali”. Sederhananya adalah pengurangan penggunaan kertas di samping penghematan dalam hal produksi dan distribusinya. Lebih dari itu, pengembangan BMB ke jurnal elektronik adalah penguatan kualitas. Yang tidak boleh dilupakan adalah segala tugas dan tanggung jawab yang mengikutinya. Misalnya adalah pengusulan untuk memeroleh e-ISSN serta pencarian Google Scholar jurnal, DOAJ (Direct Open Access Journals), dan DOI (Digital Object Identifier) dan setelah dua tahun, harus mengajukan Terakreditasi Sinta (Science and Technology). Dengan demikian, BMB selangkah lagi sejajar dengan jurnal-jurnal perguruan tinggi ternama yang sudah lama ber-OJS (Open Journal Systems). Terkait dengan itu semua, khususnya dengan Hakteknas 2019, pada edisi Volume 2 Nomor 2, Agustus 2019 ditampilkan sejumlah artikel bertemakan atau setidaknya bernuansakan teknologi. (1) “Penetrasi Papan Ketik Aksara Bali pada Pengguna Perangkat Mobile” oleh Ida Bagus Ary Indra Iswara, Putu Praba Santika, dan I Nyoman Saputra Wahyu Wijaya; (2) “The Contribution Analysis of Online and Offline Travel Agent in Increasing Room Occupancy” oleh Ni Made Suwijati; (3) “Room Allotment Management to Increase Room Occupancy and its Implication to Hotel Management Strategy” oleh Vanny Oktafia Putri Rama, I Ketut Astawa, I Gusti Made Wendri, dan I Gede Mudana; (4) Tradisi Omed-omedan dalam Perspektif Industri Budaya” oleh I Nyoman Jayanegara; dan (5) “Analisis Daya Saing Daerah Provinsi Bali Tahun 2019” oleh I Wayan Wiasthana Ika Putra. Tulisan terakhir adalah “Mulat Sarira”.
Jurnal Bali Membangun Bali di Bali Era Baru Terhitung sejak April 2020 Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali berhasil menerbitkan Jurnal Bali Membangun Bali. Jurnal Bali Membangun Bali diniatkan mendiseminasi hasil riset, pengkajian, pengembangan, penerapan, invensi, dan inovasi pembangunan daerah Bali dengan berfokus dan memiliki ruang lingkup pada pembangunan perekonomian, pertanian, dan kepariwisataan serta dinamika sosial-budaya yang menyertainya, dalam upaya meningkatkan dan memajukan kualitas kesejahteraan dan peradaban masyarakat daerah setempat. Jurnal ini dikonstruksi sebagai jurnal cetak dan sekaligus jurnal elektronik yang merupakan platform terkini penerbitan jurnal. Sebagai lembaga baru, BaRI Bali ternyata mampu menandai kehadirannya dengan keberadaan jurnal elektroniknya yang beralamat di http://ejournal.baliprov.go.id yang menjadi representasi semangat global dengan gerakan green-nya. Hal ini juga gayut dengan paradigma pemerintah Provinsi Bali yang sangat “hijau” melalui “Nangun Sat Kerthi Loka Bali menuju Bali Era Baru”. Jadi Jurnal Bali Membangun Bali dengan BaRI Bali-nya dikembangkan dengan green technology yaitu open journal systems (OJS) dan tentu dengan sendirinya berupaya mengefektifkan penggunaan kertas pada edisi cetaknya di samping pada sistem pendistribusiannya. Fakta OJS-isasi jurnal BaRI Bali ini secara jelas dibahas dalam artikel pertama yang khusus membahas Jurnal Bali Membangun Bali: “Era Kekinian Publikasi Open Journal System dan Perancangan Identitas Visual Jurnal Bali Membangun Bali” (I Nyoman Anom Fajaraditya Setiawan). Seperti inilah praktik-praktik Jurnal Bali Membangun Bali menuju Bali era baru. Seperti artikel pertama, artikel kedua juga tentang green technology, yaitu “Aplikasi Pembelajaran Bahasa Bali Berbasis Interaktif Multimedia” (Putu Wirayudi Aditama). Artikel-artikel lainnya adalah “Pengelolaan Sampah Dari Lingkup Terkecil dan Pemberdayaan Masyarakat sebagai Bentuk Tindakan Peduli Lingkungan” (Ni Luh Putu Juniartini); “Tahapan Pemilu 2019 di Tengah Ancaman Bencana Alam: Studi Kasus Erupsi Gunung Agung” (Kadek Dwita Apriani dan Ni Made Ras Amanda Gelgel); “The Implementation of Marketing Mix to Increase Room Sales” (Ni Luh Putu Wahyuntari, I Gusti Putu Sutarma, Dewa Made Suria Antara); dan “Identity of Kecak Touristic Performance in Uluwatu Temple” (I Putu Adhis Putra Kencana, Ni Wayan Ardini, I Gede Mudana). Diharapkan terbitan perdana Jurnal Bali Membangun Bali ini membawa serta ke publikasi-publikasi yang konsisten dan berkesinambungan, sehingga akhirnya diakui publik secara luas dan diakreditasi Google Scholar, Sinta, dan bahkan suatu ketika bisa menjadi jurnal internasional bereputasi.
· 2020
Buku Persoalan FiIsafat Ilmu Terapan Pariwisata adalah sebentuk ketidaktakutan untuk salah dari hampir tidak adanya bacaan-bacaan tentang filsafat ilmu terapan (philosophy of applied sciences) dan lebih-lebih filsafat ilmu terapan pariwisata (philosophy of applied sciences in tourism). Buku yang dalam desain awalnya berupa paper sederhana ini mencoba menelisik –mungkin tidak sedalam upaya filsafat yang seharusnya mendalam dan radix-- aspek-aspek filsafati ilmu terapan pariwisata, yang ujung-ujungnya banyak berkenaan dengan urusan-urusan pragmatisme. Ini beralasan karena saat ini sebagian besar kita lebih menganggap --mereduksi-- pariwisata sebagai wilayah bisnis-ekonomi ketimbang suatu kompleksitas yang bagian-bagiannya saling berhubungan satu sama lain. Maka ketika peran pendidikan tinggi ditemukan banyak gak nyambung dengan kebutuhan-kebutuhan industrialisasi/pembangunan pariwisata (yang diniatkan menyejahterakan masyarakat) lantaran lebih banyak melakukan aktivitas ilmu untuk ilmu, yang hanya sibuk diam di menara gading, sebagai saintisme belaka, kemudian lembaga-lembaga perguruan tinggi terapan seperti politeknik-politeknik di Indonesia dengan sendirinya punya kewajiban merespons ketidak-nyambungan itu dengan program studi terapan berlevel magister (KKNI Level 8), seperti yang dipelopori Politeknik Negeri Bali melalui Program Studi Perencanaan Pariwisata (Tourism Business Planning), Jurusan Pariwisata. Buku ini terasa enak dibaca dan perlu manakala mau memasuki pintu ilmu terapan pariwisata di level tersebut, sehingga menjadi jelas apa yang menjadi persoalan-persoalan objek materia, objek forma, ontologi, epistemologi, aksiologi, dan sebagainya, selain signifikansi, kebermanfaatan, dan kemultidisiplinan, dari dunia tersebut, dalam hubungannya dengan realitas dan postrealitas dunia pariwisata dunia yang benar-benar dihadapi hari ini dan nanti…
· 2021
Selangkah Menuju Terakreditasi SINTA Dunia perjurnalan masa kini, yang bersifat digital/online, adalah wilayah praktik keilmuan (ilmiah) yang mengasyikkan di satu sisi dan sebaliknya berat di sisi lain. Mengasyikkan, terutama bagi orang-orang yang punya passion di bidang itu, karena ia merupakan pekerjaan profesional yang senada dengan hobi. Di titik ini, mengedit, mereview, mengelola jurnal, mengundang penulis, seperti halnya pemain bola profesional bermain sepakbola atau seniman sedang melaksanakan pekerjaan seninya. Beratnya adalah karena ternyata tidak gampang menjalankan roda jurnal era daring ini. Terkhusus adalah dalam hal perakreditasiannya, agar diakui eksistensinya. Jurnal seperti Jurnal Bali Membangun Bali yang baru berdiri sejak awal 2020 atau yang seusia dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali, yang mempublikasikannya, perlu berusaha keras melakukannya. Setelah sukses menerbitkan tiga normor awal di sepanjang 2020 (April, Agustus, Desember), terbitan April 2021 (Volume 2 Nomor 1) akan menjadi tonggak awal perjuangan menuju akreditasi. Setelah memeroleh ISSN (online dan cetak), Google Scholar, dan DOI serta memiliki cukup banyak sitasi online dan telah dikunjungi 5000-an viewer dari berbagai negara (karena sebagian artikelnya berbahasa Inggris), kini sasarannya adalah Akreditasi SINTA (Science and Technology Index). Secara umum SINTA tidak lain adalah parameter kinerja peneliti, jurnal, jurnal, institusi Iptek, dan penulis jurnal. Yang dimaksud SINTA dalam konteks ini lebih tentang SINTA jurnal. Sejak awal tahun ini, JBMB terus berbenah. Segala sesuatu dipersiapkan sedemikian rupa. Semua awaknya bekerja keras. Harapannya tahun ini ia sudah Terakreditasi SINTA. Bahkan setiap artikel telah di-review oleh tiga reviewer. Itulah sebabnya, keenam artikel terbitan kali ini telah digodok secara intens oleh para reviewer dan editor. Semuanya adalah (1) “Model Edukasi Pencegahan Dini Penyebaran Covid-19 di Bali” oleh I Gusti Bagus Rai Utama, I Made Sumartana, Dermawan Waruwu, Ni Putu Dyah Krismawintari, (2) “Optimalisasi Peran Pecalang sebagai Representasi Desa Adat dalam Menunjang Percepatan Pencegahan Covid-19 di Provinsi Bali” oleh Desak Ayu Putu Suciati, (3) “Courtyard by Marriott Bali Nusa Dua Resort: A Support for Employee Productivity during the Covid-19 Pandemic” oleh Ni Wayan Budi Purnama Dewi, Ni Made Ernawati, I Gede Mudana, (4) “Color Trend of Residential Houses in Denpasar City as a Sociopsychological Reflection of the Covid-19 Pandemic” oleh I Putu Udiyana Wasista, (5) “Aplikasi Teknologi Inovasi Pupuk Organik Cair Bio-Inokulum Plus Guna Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman” oleh I Wayan Sunada, dan (6) “The Siginificance of Pancasila Education Subject in Building the Character of STMIK STIKOM Indonesia Students” oleh Ni Putu Yeny Nirmalasari, Ni Putu Candra Eka Susanti, Ida Bagus Satriya Wibawa, Komang Ari Prasetia, Ni Putu Suci Meinarni. Dari topik-topik yang tersaji, sesuai keadaan objektif hari-hari ini di mana pandemi dan dampaknya terhadap kehidupan belum hilang, judul-judul tentang per-Covid-19-an menandai sebagian besar artikel di edisi ini. Berarti JBMB begitu aktual, realtime, dan membumi (kontekstual). Itu juga cara jurnal ini ikut membantu keadaan dunia, mendukung kebertahanan dan keberdayaan masyarakat, dan ikut menjaga tatanan kesehatan dan kebelangsungan hidup. Artikel-artikel lainnya memiliki topik bervariasi. Semuanya mendukung fokus dan skup JBMB sendiri, yaitu pembangunan masyarakat daerah bidang perekonomian, pertanian, dan pariwisata dengan segala dinamika sosial-budayanya.
No image available